Ayat-ayat Cinta terpilih sebagai The Most Faforite book

Suatu saat ketika aku sedang jalan-jalan di sebuah mall aku sempatkan mampir ke toko Buku. Iseng-iseng aku pingin mencari buku bacaan ringan atau  buku-buku teknik komputer. Tapi ketika aku melihat di tempat pajangan buku baru, aku langsung tertarik pada Novel Ayat-Ayat Cinta. Aku langsung baca omentar tentang buku ini pada sampul bagian belakang. Ternyata buku ini terpilih sebagai The Most Faforite book, berbeda selisih 4 suara dengan Harry Potter. Tanpa pikir panjang aku langsung beli buku ini.

Malam hari aku mulai membaca lembar demi lembar. dan anehnya, aku merasa seperti kecanduan, gak mau pisah dengan ayat-ayat cinta ini dan membaca sampai selesai dalam satu malam.

Wuihhhh.., cerita yang Kang Abik buat ini sungguh menyentuh hati, sampai-sampai aku berkali-kali tanpa sadar meneteskan air mata . Hatiku gerimis membaca Ayat-ayat Cinta. Akhir ceritnya juga sangat mengharukan, husnul khotimah.

Kang Abik yang terhormat dan yang aku kagumi. Setelah membaca novel Ayat-ayat Cinta, aku sangat terkesan, padahal aku bukan orang yang hobi membaca novel. Maka sebagai bentuk kekagumanku pada Kang Abik, aku sadur puisi-puisi dalam Ayat-ayat cinta dengan sedikit perubahan (aku beri judul sendiri, karena puisi aslinya tidak berjudul, semoga tidak mengurangi makna dari isi puisi tersebut. Maaf ya Kang Abik).

 

 

 

Aku bersujud

 

ya Allah

kekalkan cinta kami di dunia dan akhirat

ya Allah

masukkan kami ke dalam surga firdaus-Mu

agar kami dapat terus bercinta selama-lamanya

ya Alah

berikan sentuhan cinta-Mu  yang agung

tiada kuasa aku berbuat

kecuali bersujud kepada-Mu

Illahi, setiap  kali bila kurenungkan kemurahan-Mu

yang begitu sederhana mendalam

akupun tergugu

dan membulatkan sembahku pada-Mu

 

 

Asa

 

pada-Mu

kutitipkan secuil  asa

kau berikan selaksa bahagia

pada-Mu

kuharapkan setetes embun cinta

kau limpahkan samudera cinta

 

 

Bidadarriku

 

namamu tak terukir

dalam catatan harianku

asal usulmu  tak hadir

dalam diskusi kehidupanku

wajah wujudmu tak terlukis

dalam sketsa mimpi-mimpiku

indah suaramu tak terekam

dalam pita batinku

namun kau hidup mengaliri

pori-pori cinta dan semangatku

sebab

kau adalah hadiah agung

dari Tuhan

untukku

bidadariku

 

 

 

Mata Bundaku

 

selalu saja kurindu

abad-abad terus berlalu

berjuta kali berganti baju

nun jauh di sana mata bening menatap haru

penuh rindu

mata bundaku

yang selalu kurindu

 

 

Lumpur hitam

 

aku adalah lumpur hitam

yang mendebu

menempel di sandal dan sepatu

hinggap di atas aspal

terguyur hujan

terpelanting

masuk comberan

siapa sudi memandang

atau megulurkan tangan?

tanpa uluran tangan Tuhan

aku adalah lumpur hitam

yang malang

 

 

Lesu

 

rinai tangis dalam hatiku

bagai hujan di kota

apa gerangan makna lesu

yang menyusup masuk kalbuku?

 

 

 

Puisi paling berharga

 

agar dapat melukiskan hasratku, kekasihku,

taruh bibirmu seperti bintang di langit kata-katamu,

ciuman dalam malam yang hidup,

dan deras lenganmu memeluk daku

seperti suatu nyala bertanda kemenangan

mimpiku pun berada dalam

benderang abadi.

 

 

 

Bidadari

 

alangkah manis bidadariku ini

bukan main elok pesonanya

matanya berbinar-binar

alangkah indahnya bibirnya

mawar merekah di tama surga

maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

seakan-akan bidadari itu seperti permata Yajut dan marjan

maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula

maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

mereka bertelekan bantal-bantal yang hijau

dan permadani indah

maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

mahaagung nama Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia